Wednesday 17 November 2010

Anggrek

Anggrek termasuk dalam kelompok tanaman "benalu". Anggrek memiliki bunga yang indah dan tahan lama. Anggrek sebenarnya sudah dikenal sejak 200 tahun lalu, tetapi baru sejak 50 tahun yang lalu anggrek mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia. 

Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang bunganya indah, antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. 

Anggrek, kecepatan pertumbuhannya relatif lambat, sehingga untuk dapat menikmati bunganya diperlukan waktu, ketelatenan dan kesabaran tinggi.

Berdasarkan sifat hidupnya, anggrek dapat dibedakan menjadi:
 
1. Anggrek Ephyfit, anggrek yang hidupnya menumpang pada batang / pohon lain tetapi tidak merusak / merugikan pohon yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya. Akarnya adalah akar udara yang berfungsi untuk mencari makanan.

2. Anggrek Semi Ephyfit, anggrek yang hidupnya menempel pada pohon / tanaman lain tetapi tidak merusak / merugikan pohon yang ditumpangi. Anggrek jenis ini hanya memiliki akar lekat yang juga berfungsi seperti akar udara untuk mencari makanan

3. Anggrek tanah / anggrek Terrestris , anggrek yang hidup di atas tanah.

Media Tanam

Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

1. Media untuk anggrek Ephyfit dan Semi Ephyfit terdiri dari: pakis yang telah digodok, kulit kayu yang sudah dibuang getahnya, serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata. Bahan-bahan tersebut dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Ephyfit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.

2. Media untuk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah, maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.


3. Media untuk anggrek semi Terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai (pH tanah ) adalah sekitar 5,2.

Manfaat Anggrek

Selain dimanfaatkan karena bunganya yang sangat indah, anggrek juga bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi atau minyak rambut.

Perawatan Secara Umum

Merawat anggrek tidaklah sesulit seperti yang dibayangkan. Secara umum, agar anggrek dapat tumbuh dengan baik, kita harus "meniru" kondisi dimana anggrek tersebut hidup di habitatnya. Sedangkan anggrek hibrida (hasil persilangan) lebih mudah beradaptasi daripada induknya dan lebih toleran terhadap lingkungan yang berbeda.

Memelihara anggrek perlu kesabaran yang tinggi. Ada yang setelah dirawat 3-4 tahun kemudian baru berbunga. Ada yang ketika dirawat secara khusus tidak juga mau berbunga, tetapi ketika dibiarkan tumbuh apa adanya malah rajin berbunga.

Anggrek termasuk tanaman yang kecepatan pertumbuhannya relatif lambat. Kecepatan pertumbuhan juga berbeda untuk masing-masing jenis anggrek. Hal itu yang kadang-kadang menyebabkan pemula, yang kurang sabar, menjadi "putus asa" ditengah jalan, karena setelah beberapa bulan anggrek, yang dipelihara belum memperlihatkan pertumbuhan yang berarti. Berbeda dengan tanaman lain yang dalam beberapa bulan mungkin sudah berbunga banyak.

Pertumbuhan yang baik juga tidak terlepas dari bagaimana perawatannya. Bagi pemula disarankan untuk memulai dengan anggrek yang mudah perawatannya seperti : Cattleya, Dendrobium dan Oncidium.
Secara umum pertumbuhan dan perkembangan anggrek dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
  • Pertumbuhan vegetatif : bertambahnya ukuran tanaman dari bibit hingga menjadi dewasa.
  • Pertumbuhan generatif : tumbuhnya sarana untuk berkembang biak (bunga dan buah).
Syarat Pertumbuhan

Iklim

Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Meskipun demikian, jika suasananya terlalu basah secara terus menerus, anggrek tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan dapat dengan mudah terserang penyakit. Anggrek menyukai kelembaban udara pada siang hari sekitar 65 - 70%. Anggrek sangat membutuhkan sinar matahari. Masing-masing jenis anggrek membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Suhu minimum pada malam hari, agar pertumbuhan anggrek menjadi optimal, adalah 12,7 derajat Celcius. Bila suatu daerah, suhu pada malam hari lebih rendah dari 12,7 derajat Celscius, tidak dianjurkan untuk menanam anggrek.
 
Faktor-faktor penting yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggrek meliputi : cahaya, suhu udara, kelembaban udara, penyiraman, pemupukan, sirkulasi udara, media tanam, repotting, pengelolan hama dan penyakit. Berikut akan dibahas satu persatu.

Cahaya

Cahaya merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan anggrek. Sebagaimana tumbuhan lainnya, cahaya  akan dipergunakan dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan produksi bunga. Setiap jenis anggrek memerlukan intensitas cahaya dan lama penyinaran yang berbeda, tergantung dimana mereka hidup pada habitat aslinya. 

Kebutuhan cahaya terdiri dari intensitas cahaya dan lamanya penyinaran. Sinar matahari pagi sangat penting untuk semua jenis anggrek. Untuk mengetahaui cukup tidaknya anggrek mendapatkan cahaya, dapat diketahui dengan mudah melalui warna daunnya. Jika berwarna hijau muda atau hijau terang dan pada tunas daun muda terlihat agak mengkilat maka anggrek tersebut cukup mendapatkan cahaya. Jika berwarna hijau tua, menandakan anggrek tersebut kekurangan cahaya. Dan jika agak kemerahan atau keunguan menandakan anggrek tersebut menerima cahaya maksimum yang mampu diterimanya, jika ditambah lagi intensitasnya maka daun akan terbakar. 

Intensitas cahaya sering di ukur dengan satuan foot-candle (fc), dimana secara teori 1 foot-candle = terang cahaya yang diterima dari sebuah lilin dengan jarak 1 foot (30.48cm). Sebagai perbandingan, cahaya diluar rumah pada tengah hari kira-kira lebih dari 10.000 fc, sedangkan didalam rumah sekitar 50 fc. Intensitas cahaya yang sebenarnya, sulit diukur dengan mata kita karena mata akan mudah beradaptasi dengan pencahayaan disekelilingnya. Untuk mengukurnya dapat menggunakan Light Meter yang biasa digunakan pada fotografi, namun harganya cukup mahal. 

Sebagai patokan dasar :
  • Pada 1500 fc, semua jenis anggrek dapat bertahan hidup, tetapi tidak semua dapat tumbuh dengan baik dan berbunga. 1500 fc adalah 15% dari terangnya sinar matahari, contoh : dibawah pohon yang rindang sepanjang hari.
  • Pada 5000 fc, jenis anggrek yang memerlukan cahaya terang dapat berbunga. 5000 fc adalah 50% dari sinar matahari, contoh : tempat terbuka dengan kondisi udara berawan.
  • Hanya beberapa jenis anggrek saja yang dapat tumbuh baik dibawah 1500 fc dan diatas 5000 fc.
Perlu diingat bahwa sinar matahari pada tengah hari lebih terang / panas dibanding pada pagi atau sore hari. Secara umum kebutuhan cahaya untuk masing-masing jenis anggrek dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • Cahaya terang sekali (full sun) : sinar matahari langsung tanpa terhalang selama lebih dari 6 jam, setara dengan lebih dari 5000 fc.
  • Cahaya terang (high light) : sinar matahari langsung tanpa terhalang selama 4-6 jam (sinar matahari langsung pada pagi dan petang dan terlindung pada tengah hari) atau sepanjang hari jika kondisi berawan, sekitar 3000-5000 fc atau 50%-70% dibawah naungan (shade).
  • Cahaya sedang (medium light) : sinar matahari langsung tanpa terhalang sekitar 4 jam atau sinar matahari yang tidak langsung sepanjang hari, sekitar 2000-3000 fc atau 70%-80% shade.
  • Cahaya teduh (low light) : sinar matahari selama kira2 1-2 jam (pada pagi hari), sekitar 1000-2000 fc atau 80%-90% shade.
  • Cahaya sangat teduh (full shade) : sinar matahari selama kira2 1 jam (pada pagi hari) atau kurang setiap hari, sekitar 1000-1500 fc atau 90% shade.
Kebutuhan cahaya untuk masing-masing genus adalah sebagai berikut :
· Bulbophyllum
:
cahaya sedang
· Cattleya
:
cahaya sedang sampai terang
· Coelogyne
:
cahaya teduh sampai sedang
· Dendrobium
:
cahaya sedang sampai terang
· Cymbidium
:
cahaya terang sekali
· Oncidium
:
cahaya sedang sampai terang
· Paphiopedilum
:
cahaya teduh sampai sedang
· Phalaenopsis
:
cahaya teduh sampai sedang
· Vanda
:
cahaya sedang sampai terang sekali
Catatan : Kebutuhan cahaya untuk genus-genus diatas adalah berdasarkan pada kebutuhan genus secara umum, sedangkan untuk beberapa species, meskipun berada dalam satu genus, bisa juga mempunyai kebutuhan  cahaya yang berbeda. 

Akibat kekurangan cahaya :
  • tanaman menjadi kurus dan pertumbuhannya lambat,
  • daunnya panjang, kurus, lemas dan berwarna hijau tua.
  • sulit untuk dapat berbunga atau berbunga dengan kualitas kurang baik (kecil dan jumlahnya sedikit).
Untuk meningkatkan cahaya, pindahkan anggrek ke lokasi yang lebih terang. Tetapi hati-hati dalam pemindahannya karena tanaman yang telah lama berada pada cahaya redup, daunnya akan mudah terbakar karena cahaya yang lebih terang. Maka diperlukan penyesuaian secara bertahap. Kebanyakan anggrek tidak suka dipindah tempatnya. Setiap kali dipindah maka tanaman tersebut akan menyesuaikan kembali dengan arah dan intensitas cahaya yang diterimanya serta semua perubahan yang berhubungan dengan lingkungan di tempat barunya. Karena seluruh energinya digunakan untuk beradaptasi, maka tidak ada pertumbuhan pada anggrek tersebut. Semakin berbeda antara kondisi tempat lama dan tempat barunya semakin lama masa adaptasinya. 
Lamanya masa penyesuaian juga tergantung dari jenis anggreknya.

Pigmentasi kemerahan yang dihasilkan oleh beberapa jenis anggrek (pada batang, tunas baru, daun) menunjukkan bahwa jumlah cahaya maksimum yang dibutuhkan sudah tercapai.
Jika cahaya ditambah lagi maka pigmen merah yang dihasilkan menjadi lebih banyak, dan akhirnya pada daun akan terdapat bercak coklat tua atau daun menjadi menguning terbakar karena efek panas yang dihasilkan cahaya tersebut.


Akibat kelebihan cahaya :
  • sel daun rusak dan daun menjadi menguning karena terbakar,
  • tanaman akan terlalu cepat menjadi dewasa (belum mencapai ukuran normal sudah berhenti tumbuh).
Untuk mengurangi cahaya, pindahkan ke lokasi yang lebih teduh (dibawah pohon) atau menggunakan pelindung atap (paranet) diatasnya. Disamping untuk pertumbuhan, cahaya juga akan mempengaruhi arah dan bentuk pertumbuhannya. Arah pertumbuhan bagian tanaman akan mengikuti arah sumber cahaya. Misal, batang dan tangkai bunga akan tumbuh ke atas (ke arah sumber cahaya) dan akar akan tumbuh berlawanan dengan sumber cahaya.

Anggrek dapat pula ditanam di dalam rumah dengan bantuan cahaya lampu.

Tips : Untuk mendapatkan tampilan bunga sebaik mungkin, ketika kuncup mulai membentuk pada tangkai bunga, jangan mengubah arah/letak pot karena akan mengubah arah tangkai bunga yang condong kearah sumber cahaya.

Anggrek terdiri dari berbagai macam jenis (genus) dan informasi diatas adalah untuk anggrek secara umum.

Suhu Udara

Setiap jenis anggrek memerlukan rentang suhu tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan suhu udara yang diperlukan, anggrek dapt dibagi dalam 3 tipe :
  • Anggrek suhu dingin (gunung, ketinggian 2000 - 4000m) : anggrek ini akan tumbuh baik pada suhu 15 - 21°C, pada siang hari dan 9 - 15°C, pada malam hari. Contoh : Cymbidium, Masdevallia, Miltonia, Odontoglossum, Oncidium, Paphiopedilum
  • Anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750 - 2000m) : anggrek jenis ini akan tumbuh baik pada suhu 21 - 32°C, pada siang hari dan 10 - 18°C, pada malam hari. Contoh : Brassavola, Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum (molted leaves), Phalaenopsis.
  • Anggrek panas (dataran rendah, 0 - 750m dpl) : anggrek jenis ini akan tumbuh baik pada suhu 26 - 35°C, pada siang hari dan 18 - 24°C, pada malam hari. Contoh : Beberapa jenis Phalaenopsis, Vanda, Onchidium Papillo, Phaphilopedillum Bellatum dan Dendrobium.
Rentang suhu untuk masing-masing genus diatas adalah berdasarkan pada genus secara umum, Beberapa species mempunyai toleransi yang berbeda. Hibrida yang dihasilkan dari persilangan anggrek jenis suhu yang berbeda akan mempunyai toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan suhu.

Sebagai gambaran untuk melihat tipe anggrek berdasarkan suhu dapat dilihat dari daunnya. Anggrek tipe dingin biasanya berdaun tipis, sedangkan tipe panas berdaun tebal. Tentu saja pasti ada pengecualiannya. Ada beberapa anggrek suhu panas yang tidak berdaun tebal, dan sebaliknya.

Untuk membentuk bunga, tanaman memproduksi energi dalam bentuk karbohidrat pada siang hari, ketika suhu udara tinggi dan menyimpannya pada malam hari ketika suhu udara turun. Secara umum kebanyakan anggrek memerlukan perbedaan suhu udara sekitar 4-6°C antara siang dan malam hari untuk pembentukan bunga. Ada beberapa genus yang memerlukan perbedaan suhu yang lebih tinggi (8-10°C).

Kelembaban

Anggrek memerlukan kelembaban udara yang relatif lebih tinggi dibanding dengan jenis tanaman lainnya. Kelembaban adalah uap air yang berada di udara. Suhu udara menentukan jumlah uap air yang dapat tersimpan di udara. Tingkat kelembaban diukur berdasarkan kelembaban nisbi (relative humidity) dalam satuan persen yang menunjukkan banyaknya uap air di udara dibandingkan maksimum uap air yang dapat disimpan pada suhu tertentu.

Udara panas menyimpan lebih banyak uap air dibanding udara dingin, sehingga jika suhu naik maka persentase uap air di udara akan turun. Jika kelembaban melebihi 100%, maka uap air berkondensasi dalam bentuk air hujan. Alat untuk mengukur kelembaban udara nisbi disebut hygrometer.

Secara umum anggrek menyukai kelembaban berkisar antara 40% s/d 80%. Kelembaban sangat penting untuk beberapa genus seperti, Cattleya, Phalaenopsis, dll. Menyemprot tanaman pada pagi hari, membasahi lantai atau menggunakan humidifier (alat pelembab udara) dapat membantu meningkatkan kelembaban. Udara harus selalu bergerak sekitar tanaman untuk mencegah bakteri dan cendawan penyebar penyakit, terutama jika terjadi kelembaban yang tinggi dan/atau suhu dingin. Untuk mengurangi kelembaban udara dapat menggunakan kipas angin.

Penyiraman

Kualitas air sangat penting untuk pertumbuhan anggrek. Jangan menggunakan air yang tidak bersih (tercemar) seperti air sungai, air limbah dan lain-lain. Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
 
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pH-nya relatif agak tinggi, sehingga perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. pH yang baik sekitar 5,6 - 6.
 
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
 
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk penyiraman.
 
d) Air kali / air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri / lumut yang bisa mengganggu anggrek atau tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. Meskipun demikian tidak dianjurkan, sepanjang ada sumber air yang lain.

Sebagai epiphyt, pada habitatnya, kebanyakan anggrek mendapatkan air dari embun dan air hujan. Karena berasal dari penguapan, air hujan mengandung banyak sekali zat yang berguna sebagai bahan nutrisi untuk tanaman. Air hujan yang sedikit asam (pH sekitar 5.5-6.5) itu sangat baik untuk anggrek.Tetapi berdasarkan penelitian, air hujan di beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini menjadi semakin asam (pH kurang dari 5). Agar cocok untuk anggrek, pH nya perlu dinaikkan.

Anggrek tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan air. Kelebihan air disini bukan berarti banyaknya air yang disiram tetapi frekuensi penyiramannya. Siram hanya jika tanaman memerlukannya.
Masalah utama bagi kebanyakan pemula adalah penyiraman yang berlebihan, karena melihat permukaan media yang kering padahal media bagian bawah masih basah.

Frekuensi penyiraman tergantung dari :
  • Usia anggrek : anggrek pada masa pertumbuhan atau saat berbunga lebih banyak memerlukan air.
  • Jenis anggrek : Contoh : Phalaenopsis tidak boleh kekurangan air karena tidak mempunyai pseudobulb (umbi semu) sebagai organ penyimpan air, sedangkan Cattleya yang mempunyai pseudobulb, disiram jika medianya sudah kering.
  • Jenis media tanam : media yang baik mengikat air lebih jarang penyiramannya karena lama mengering (pakis lebih lambat mengering dari arang).
  • Ukuran pot : media pada pot yang kecil lebih cepat mengering dibanding pada pot yang berukuran lebih besar.
  • Kondisi tempat : kondisi satu tempat dengan tempat lain berbeda, yang mempengaruhi kecepatan media mengering. Contoh : anggrek yang ditempel pada pakis papan atau digantung lebih sering disiram karena lebih cepat mengering.
  • Suhu udara, cahaya dan kelembaban udara : semakin tinggi suhu udara semakin sering disiram, semakin tinggi kelembaban semakin jarang disiram. Jika matahari berkurang, kurangi penyiramannya.
Kelebihan air dapat menyebabkan akar membusuk, sehingga menghilangkan kemampuan tanaman untuk menyerap air karena kerusakan pada akar. Pertanda dari kelebihan air adalah akar yang berwarna kegelapan dan lembek, jika berkepanjangan akan menjadi busuk.
 
Sebaliknya, kekurangan air akan menyebabkan dehidrasi dan akibatnya tanaman menjadi kurus dan daun lemas.
Batang atau umbi semu (pseudobulb) yang mengkerut adalah tanda tanaman tersebut kurang mampu dalam menyerap air. Ini bisa disebabkan karena sebelumnya terlalu banyak disiram sehingga akar-akarnya menjadi busuk. Atau jika akar-akarnya sehat, maka karena memang kurang dalam penyiramannya.

Pada saat menyiram mungkin ada air yang tinggal di sela-sela daun, pangkal daun atau tunas baru. Jika air ini menetap semalaman dan suhu menjadi dingin dan lembab akan mendorong timbulnya bakteri dan cendawan yang dapat membuat busuk pada daun yang akhirnya dapat mematikan anggrek.

Tata cara penyiraman :
  • Siram hanya jika hari cerah. Jika mendung atau hujan, lebih baik ditunda penyiramannya.
  • Siram sepagi mungkin agar sisa air yang tertinggal di sela-sela daun atau tunas muda mengering sebelum malam tiba.
  • Siram dengan air yang suhunya sedang. Jangan menyiram tanaman dengan air yang terlalu dingin atau panas.
  • Siram dari atas mengenai seluruh bagian tanaman dan media tanam sampai air turun dan keluar kembali melalui lubang dibawah pot.
  • Jangan meletakkan pot bersusun kebawah yang maksudnya untuk menghemat penyiraman (air dari pot yang diatas turun ke pot dibawahnya) karena jika anggrek di pot bagian atas terinfeksi penyakit/cendawan akan menular pada anggrek di bawahnya.
  • Tekanan air ketika menyiram jangan terlalu kuat agar tidak merusak tanaman.
  • Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
Pemupukan

Kebanyakan anggrek tumbuh diatas tanah (biasanya menempel pada pohon) dan mereka mendapatkan makanan dari air hujan yang berisi kandungan bahan gizi (unsur hara) yang kadarnya rendah. Jadi pada dasarnya, sebagian besar anggrek bukanlah "pemakan berat".

Unsur hara diolah oleh tanaman melalui proses fotosintesis pada daun yang akan menghasilkan karbohidrat, yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Unsur hara dapat diperoleh dari pupuk majemuk yang berisi kandungan utama Nitrogen, Phosporus dan Potassium (K), atau yang biasa disingkat N-P-K. Persentase unsur N-P-K tersebut biasanya tertera pada labelnya. Misal : 45-10-10, berarti pupuk tersebut mengandung 45% Nitrogen, 10% Phosporus dan 10% Potassium. 

Nitrogen penting untuk pertumbuhan tanaman (pertumbuhan vegetatif). Bila kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan yang melebihi normal (kegemukan) dan akan memperlambat pembungaan (pertumbuhan generatif). Sebaliknya, jika kekurangan nitrogen akan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil.

Phosporus berguna untuk mengatur beberapa aktifitas untuk seperti : pembentukan sel, mendorong pertumbuhan akar dan merangsang pembungaan (pertumbuhan generatif). Kekurangan phosporus juga akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daun berwarna hijau tua.

Potassium berguna untuk pertumbuhan yang sehat. Kekurangan akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Selain unsur N, P, dan K, yang termasuk unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar, juga meliputi: C, H, O, S, Ca, Mg.

Disamping elemen dasar (N, P dan K) atau yang disebut unsur hara makro (macronutrients), tanaman juga memerlukan mineral lain seperti calcium, magnesium, iron, Cu, Zn, Mn dll yang biasanya disebut unsur hara mikro (micronutrients) karena tanaman hanya membutuhkan sedikit saja dibanding N,P dan K. Pupuk yang ideal selain mengandung unsur hara makro juga mengandung unsur hara mikro.

Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.

Pemupukan anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:


a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N : P : K = 6 : 3 : 1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air


b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan perbandingan N : P : K = 3 : 3 : 3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1.
Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. Ds : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size). Tanaman yang sudah berbunga perlu dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.


Berdasarkan bahan pembuatannya, secara umum pupuk dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
  • Pupuk buatan / sintetis, yaitu pupuk yang dibuat dari proses pengolahan bahan2 kimia.
    Contoh : Grow More, Hyponex, Dekastar, Vitabloom, dll. Teknik pemberian pupuk buatan adalah sebagai berikut:
    a) Bila dalam bentuk padat / powder, dilakukan dengan cara menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
    b) Dilarutkan dan disiramkan, sehingga anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
    c) Penyemprotan, cara ini sangat baik, tetapi apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.

  • Pupuk organik, yaitu pupuk yang dibuat dari bahan2 organik seperti kotoran hewan (kompos), minyak ikan, dll. Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang adalah selain berbau, juga banyaknya mengandung bakteri dan kadang jamur, di dalam kotoran tersebut. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
Tata cara pemupukan yang dianjurkan :
  • Pada tanaman bibit diberikan pupuk dengan kandungan N yang tinggi (45-10-10).
    Untuk tanaman remaja diberikan pupuk dengan kandungan N, P, K seimbang (20-20-20).
    Dan tanaman usia berbunga bisa diselingi dengan pupuk berkadar P tinggi (10-40-15).
  • Berikan pupuk dengan takaran yang lebih rendah dari aturan yang tertera pada kemasan. Lebih baik kurang daripada kebanyakan. Pemupukan yang berlebih tidak ada gunanya karena anggrek tidak dapat menyerap makanannya dengan cepat. Garam yang timbul (bentuknya seperti kerak berwarna putih) pada media dan sekitar pot, atau ujung daun yang berwarna hitam adalah tanda dari kelebihan pupuk. Akar pun akan menjadi hitam jika terkena garam tersebut dan bila terus menerus dapat menyebabkan tanaman menjadi mati.
  • Lakukan pemupukan pada pagi hari (jam 7-9 pagi), karena sinar matahari pagi membantu penyaluran nutrisi tersebut. Hindari pemupukan pada siang hari karena dapat membakar daun.
  • Sebaiknya siram dahulu seluruh bagian tanaman termasuk daun-daunnya dengan air biasa sebelum disemprot pupuk.
  • Semprotkan pupuk keseluruh bagian tanaman (akar, batang, daun) termasuk bagian bawah daun. Unsur hara yang masuk ke daun melalui stomata (mulut daun) akan lebih cepat diproses dibanding dengan yang masuk melalui akar, karena proses fotosintesis juga dilakukan di daun. 
  • Sebulan sekali, rendam atau semprot secara terus menerus pot anggrek dengan air bersih selama beberapa menit untuk membersihkan dan membuang sisa garam yang mungkin timbul dari kelebihan pupuk di media tanam. Disamping itu untuk membuang pula sisa media tanam yang hancur.
  • Pupuk dapat dicampur dengan insektisida atau fungisida sesuai takarannya.
  • Jangan memberi pupuk pada tanaman yang sakit.
Saat ini banyak tersedia pupuk organik (TopSoil, Neem Oil, dll) yang lebih fisiologis daripada pupuk sintetis. Kelebihannya, ramah lingkungan dan kekurangannya, agak berbau. 

Beberapa pecinta dan nursery anggrek, menggunakan garam inggris (epsom salt atau magnesium sulfat) sebagai suplemen (nutrisi tambahan) untuk anggrek. Magnesium (Mg) merupakan salah satu unsur hara mikro yang penting untuk pertumbuhan dan proses awal pembungaan anggrek. Pada air hujan, air tanah, pupuk buatan (Grow more, Hyponex, dll) sudah terdapat unsur Mg dalam jumlah sedikit.

Garam inggris murah harganya dan dapat dibeli di toko kimia atau apotik. Garam inggris dapat dicoba dengan takaran 1/2 sendok teh utk 2 l air dan diberikan 2 minggu sekali keseluruh bagian tanaman (daun, batang dan akar).  

Sirkulasi Udara

Anggrek tidak menyukai udara yang diam. Pada habitat aslinya, kebanyakan anggrek tumbuh pada pohon dimana angin selalu bertiup.
Sirkulasi udara akan membantu :
  • mengatur suhu internal tanaman, karena tanaman sendiri tidak dapat mengaturnya.
  • mengeringkan kelebihan uap air yang dapat bertumpuk pada tanaman.
  • mendistribusikan udara panas dan dingin secara merata utk mencegah terbentuknya kantong udara yang membahayakan.
  • mencegah timbulnya bakteri dan fungus/cendawan yang dapat membuat busuk akar dan daun.
  • mendinginkan daun ketika terkena panas matahari.
Anggrek membutuhkan udara yang bersih dan segar. Polusi udara dapat merusak kehidupan anggrek. Menggantung pot anggrek adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Disamping itu untuk membantu mengeringkan media lebih cepat setelah disiram dan membuat serangga seperti semut lebih susah untuk menyerangnya. Untuk membantu sirkulasi udara yang baik didalam ruangan dapat menggunakan kipas angin.

Media Tanaman

Hal yang perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Media tanam yang baik untuk isian pot harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
  • tidak cepat rusak/lapuk.
  • tidak menjadi sumber penyakit.
  • mempunyai aerasi baik.
  • mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik.
  • ringan.
  • mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan.
  • relatif murah harganya.
Media tanam dapat terdiri dari satu macam bahan atau campuran dari beberapa bahan. Adapun macam media tanam atau isian pot dan sifatnya diuraikan sebagai berkut:
Beberapa bahan yang baik sebagai media tanam untuk anggrek :
  • Gabus :
    Tidak mudah rusak (busuk), ringan tetapi tidak dapat menyerap air dengan baik.
    Dapat digunakan dalam bentuk potongan yang dicampur dengan bahan lainnya. Dapat pula digunakan untuk anggrek yang ditempel.
  • Arang :
    Tidak mudah lapuk, ringan, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi kurang daya serap airnya dan kurang mengandung unsur-unsur hara.
  • Perlite :
    dari bahan vulkanis, putih, seperti batu karang. Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik. Dapat dicampur dengan bahan lainnya. Kelemahannya, tidak ada zat hara dan sulit didapat.
  • Batu-apung :
    memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik serta tahan lama. Dapat dicampur dengan bahan lainnya seperti potongan pakis, sabut kelapa, arang dll.
  • Pakis :
    Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air. Setelah beberapa bulan baru dapat menyerap air dengan baik. Akar pakis yang coklat dan lunak, lebih mudah menyerap dan menahan air.
    Pakis, memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik (cepat kering), tahan lama (tidak cepat lapuk), serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. Pakis papan baik digunakan untuk anggrek tempel. Potongan kulit pakis, media ini sukar sekali menyerap air, sehingga mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak.
  • Kulit pohon pinus/cemara :
    Spesifikasinya sama dengan pakis tetapi agak sulit didapat. Biasanya digunakan untuk anggrek yang menyukai media yang cepat kering, seperti cattleya.
  • Potongan sabut kelapa (Coco husk chip) :
    Ini adalah sabut kelapa yang telah dibersihkan kemudian di-pres dan dipotong menjadi kepingan segi empat. Sebelum digunakan harus direndam lebih dahulu untuk menghilangkan sisa garam yang terdapat pada sabut. pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan. Tetapi bila digunakan di daerah dingin kurang menguntungkan karena mudah busuk.
  • Sphagnum moss :
    Mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Kelemahannya, jika telah kering sekali sulit untuk di basahkan kembali dan agak mahal harganya.
  • Batu bata dan pecahan genting :
    Pecahan batu bata atau genting, banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek karena dapat menyerap air dengan baik, mempunyai kemampuan drainase, mudah menguapkan air dan aerasi yang baik meskipun agak berat. Hal ini baik bagi anggrek yang tidak begitu senang dengan air, sehingga tidak mudah lumutan.
  • Styro foam :
    Potongan styro foam dapat sebagai media dasar pot anggrek karena dapat menyerap air dan mempunyai drainase dan aerasi yang baik serta ringan.
    Kelemahannya, agak sulit didapat.
Kriteria utama dalam memilih media tanam untuk anggrek adalah perpaduan antara kebiasaan dalam penyiraman dari masing-masing orang dan kebutuhan anggrek akan air. Jika terbiasa sering menyiram, maka jangan menggunakan media yang sangat baik mengikat air (mis. sphagnum moss) untuk anggrek phalaenopsis karena akan menyebabkan akar menjadi busuk karena kebanyakan air. pH media tanam untuk anggrek sebaiknya sekitar 5,5-6,5. Jika rusak/busuk (menjadi asam) segera lakukan penggantian media (repotting).

Untuk menentukan besar kecil media yang akan digunakan, tergantung dari tebal tipisnya akar tanaman. Jika akarnya tebal, maka potongan yang besar akan sesuai, demikian sebaliknya jika akarnya kecil maka potongan yang sedang adalah yang terbaik.

Beberapa campuran bahan seperti campuran remasan pakis, serbuk kayu dan batu zeolith, dapat digunakan untuk paphiopedilum dan anggrek semi teresterial lainnya; potongan pakis, arang dan zeolith untuk Phalaenopsis yang ditanam di pot; pakis papan untuk anggrek yang ditempel, dan serat dan kepingan pakis untuk dendrobium dan anggrek lainnya.

Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:

a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira
2/3 dari pot.


b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masingmasing
1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.


Repotting

Penggantian pot dan media tanam (repotting) dapat dilakukan setiap 2-3 tahun atau apabila :
  • media tanam telah rusak/hancur/busuk atau menjadi asam (pH < 5) yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.
  • terdapat lapisan kerak berwarna putih (sisa pupuk) pada media yang dapat mematikan tanaman jika terkena akar-akarnya.
  • tanaman dan/atau susunan akar telah tumbuh diluar pot.
Lakukan repotting setelah masa berbunga selesai dan mulai tumbuh akar baru.

Tata cara repotting :
  • Sebelum dipakai, rendam dahulu media tanam dan pot yang akan digunakan pada larutan fungisida (physan 20 atau Dithane M-45) sesuai takarannya selama beberapa menit untuk membunuh fungus. Sterilkan pula alat potong yang akan digunakan dengan merendamnya pula pada larutan physan-20 tersebut.
  • Rendam media tanam pada larutan vitamin B1 (khusus untuk tanaman) selama beberapa waktu, kalau perlu semalaman agar meresap pada media tanam untuk mengurangi stress pada anggrek yang akan ditanam dan mempercepat pertumbuhan akar-akar barunya.
  • Keluarkan tanaman dari pot lama dengan hati-hati agar akar-akarnya tidak banyak yang rusak/putus. Untuk melepaskan akar-akar yang telah melekat kuat pada pot, rendam seluruh pot dengan air biasa sampai akar-akar tersebut mulai lepas dari pot. Atau dapat dibantu dengan menggunakan pisau tipis (cutter atau silet) yang diselipkan diantara akar dan pot. Mungkin ada satu-dua akar yang tidak berhasil dilepas dengan utuh. Kesabaran adalah kunci utamanya.
  • Setelah dikeluarkan dari pot yang lama, buang semua sisa media tanam yang menempel pada akar. Potong akar-akar tanaman yang sudah mati/busuk (berwarna coklat kehitaman) dengan alat potong yang steril. Untuk anggrek simpodial, rumpun dapat dipecah dan ditanam pada pot yang berbeda (minimal 3 pohon yang sudah dewasa untuk setiap rumpun).
  • Rendam tanaman dengan larutan vitamin B1 beberapa menit untuk mengurangi stress pada tanaman dan mempercepat pertumbuhan akar-akar baru.
  • Setelah ditanam pada pot baru, letakkan di tempat yang agak teduh dan lembab. Jangan disiram terlalu banyak, dan tambahkan vitamin B1 pada 3-4 penyiraman pertama atau sampai akar baru mulai tumbuh.
Hama Penyakit

Anggrek, seperti tanaman lainnya dapat diserang oleh hama dan penyakit yang berasal dari serangga, jamur (fungus), bakteri dan virus. Hama dan penyakit dapat mengganggu pertumbuhan, bahkan pada serangan yang hebat dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
 
Virus tidak dapat diobati, tetapi dapat menyebar ke tanaman lainnya. Jika tanaman terkena virus, jalan terbaik adalah memusnahkannya dengan cara dibakar.

Hama

1. Tungau/kutu perisai

Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan kutu-kutu ini akan meninggalkan jejak berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.

2. Semut

Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.

3. Belalang

Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.

4. Trips

Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik.
Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.

5. Kutu babi

Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun.
Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek.

6. Keong

Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.

7. Red Spinder

Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

8. Kumbang

Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.

9. Ulat daun

Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2â“5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.

10. Kepik

Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.

11. Kutu tudung

Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.

Penyakit Tanaman Anggrek

1. Penyakit buluk Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.

2. Penyakit rebah kecambah. Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.

3. Penyakit bercak coklat. Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.

4. Penyakit bercak hitam. Pada tanaman anggrek, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak steril. Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian. Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.

5. Penyakit busuk akar. Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

6. Penyakit layu Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.

7. Penyakit busuk Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida / antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.

8. Penyakit bercak coklat Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.

9. Penyakit busuk lunak Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Pengendalian: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.

10. Penyakit bercak bercincin, Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.

11. Penyakit Cymbidium, Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.

12. Penyakit busuk hitam Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

Saran untuk pencegahan serangan hama penyakit :
  • Jaga kebersihan tanaman dan lingkungannya.
    Tanaman yang bersih akan mencegah timbulnya mikro-organisme.
    • Bersihkan umbi-akar, buang semua pelepah daun dan akar yang berwarna coklat sebelum ditanam. Sela-sela pelepah daun dan batang dapat berpotensi sebagai sarang hama.
    • Rendam tanaman dengan desinfektan dan tanam pada media yang bersih.
    • Bersihkan semua peralatan kebun sebelum dan sesudah dipakai.
  • Mengendalikan kelembaban.
    Udara yang lembab diperlukan untuk pembentukan, pembiakan dan penyebaran cendawan. Dengan mengendalikan kelembaban akan menurunkan tingkat perkembangan cendawan.
    Pengendalian kelembaban yang disarankan adalah sbb :
    • Tanaman dan bibit tanaman ditanam pada pot dengan bahan yang padat seperti plastik.
    • Tingkatkan sirkulasi udara pada area tanam. Buang tanaman yang mati dan daun tua untuk mencegah area yang lembab.
    • Buat area tanam agak menurun untuk membentuk sistim pengairan yang baik dan mencegah timbulnya genangan air.
  • Lakukan penyemprotan pestisida secara berkala.
    Pada musim kemarau perhatian lebih tertuju kepada serangan hama dan lakukan penyemprotan insektisida lebih sering jika diperlukan.
    Di musim hujan perhatian lebih ditujukan pada bakteri dan fungus dan dapat dilakukan penyemprotan fungisida lebih sering.
  • Pengendalian hewan pembawa penyakit.
    Semut, keong/siput, hewan pengerat (tikus) dapat membawa cendawan sebagai bibit penyakit.
    Untuk itu populasi dari hama ini harus dijaga seminim mungkin.
  • Karantina tanaman baru.
    Jika mendapat tanaman baru, jangan langsung digabung lokasinya dengan tanaman yang sudah ada. Pisahkan (karantina) anggrek tersebut pada tempat yang terpisah beberapa minggu sampai yakin tanaman baru tersebut sehat.
Untuk menghindari serangan hama, dapat menggunakan insektisida organik seperti Neem Oil.
Neem Oil berasal dari pohon mimba (neem-tree) dan karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, maka ramah terhadap lingkungan. Jadi jika menempatkan anggrek di atas kolam ikan. Larutan Neem Oil yang jatuh ke kolam, tidak akan menyebabkan ikan-ikan mati. Keuntungan lainnya, anggrek menjadi lebih amam dari hama dan daunnya akan mengkilat seperti habis disemir.

Neem oil juga termasuk insektisida sistemik, artinya jika telah diserap, maka tanaman akan bersifat racun bagi serangga yang akan memakan bagian tanaman tersebut. Neem oil juga dapat mencegah beberapa cendawan dan bakteri (berfungsi sebagai fungisida).

Insektisida kimia seperti: Akothion, Decis, Kelthane, Supracide, Curacron dan lain-lain dapat di gunakan untuk membersihkan tanaman yang baru didapat atau bila serangan hama sudah terjadi.
Untuk mencegah bakteri dan jamur, juga dapat menggunakan sterilant / disinfektan Physan 20 Dithane-M45 dan Benlate.

Penyemprotan dilakukan secara berkala, untuk neem oil 2-4 minggu sekali, dan fungisida 4-6 minggu sekali tergantung waktu luang. Penyemprotan akan lebih baik jika dilakukan pada sore hari sekitar jam 17 atau pada pagi hari. Penyemprotan pestisida dilakukan kurang lebih tiap 3 bulan sekali. Tetapi bila sedang terserang hama, penyemprotan dapat dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu. Untuk kutu daun dilakukan penyemprotan seminggu sekali. Pada musim hujan, penyemprotan fungisida dilakukan lebih sering (seminggu sekali) terutama untuk jenis Phalaenopsis yang rentan terhadap serangan penyakit.

Sangat dianjurkan untuk menggunakan pestisida yang berbeda setiap kali penyemprotan. Hindari penggunaan satu macam pestisida untuk jangka waktu yang lama, agar tidak terjadi kekebalan/imun pada hama terhadap pestisida tersebut.

Beberapa jenis insektisida dan dosis yang dapat digunakan untuk hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air 


Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
 

a) Obat Metadeks dicampur dedak halus dan sedikit air, ditaburkan disekitar pot anggrek.
 

b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6-8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

Problem dan Penyakit Anggrek Berdasar Bagian-bagiannya

Problem dan Penyakit pada Daun

Daun berwarna hijau tua dan tanaman kelihatannya sangat sehat tetapi tidak mau berbunga :
Kemungkinan karena :

  • Kurang mendapat cahaya untuk jenis anggrek tersebut.
    Jika anggrek kekurangan cahaya maka pertumbuhan menjadi lambat dan daunnya kurus, karenanya kurang mampu menyimpan energi yang diperlukan untuk berbunga.
  • Suhu udara tidak sesuai untuk jenis anggrek tersebut.
    Jenis anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750-2000m) mungkin akan sulit berbunga di daerah dataran rendah seperti Jakarta meskipun pertumbuhan tanamannya sendiri baik.
  • Kurangnya fluktuasi suhu udara antara siang dan malam hari.
    Secara umum kebanyakan anggrek memerlukan perbedaan suhu udara sekitar 4-6°C antara siang dan malam hari untuk pembentukan bunga. Ada beberapa yang memerlukan perbedaan suhu yang lebih tinggi (8-10°C).
Daun tidak terlalu mengkilat (kusam), kasar, layu dan mengkerut :
Kemungkinan karena tanaman tidak cukup menyerap air.

  • Jika akarnya banyak dan sehat (berwarna putih dan kuat) berarti tanaman tersebut kekurangan air.
  • Jika akar kelihatannya tidak sehat (busuk), segera lakukan pot ulang (repotting).
Daun menguning (chlorosis) :
Kemungkinan karena :

  • intensitas cahaya terlalu tinggi dan/atau,
  • kekurangan nitrogen.
Pindahkan tanaman pada lokasi yang lebih teduh, beri pupuk dengan kandungan Nitrogen lebih tinggi.
Noda putih atau bening pada daun :
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.

  • Potong daun yang bernoda dan rendam tanaman dalam larutan fungisida dan bakterisida untuk beberapa menit.
  • Pot ulang dengan media yang baru dan letakkan pada tempat yang kering dan teduh untuk 1-2 minggu.
Warna memudar pada daun bagian atas atau pada daerah yang terkena cahaya :
Kemungkinan besar karena terbakar oleh matahari atau kelebihan cahaya untuk jenis anggrek tersebut.


Bintik-bintik (bopeng) pada daun baru :
Urat daun lemah karena air yang terlalu dingin dan/atau suhu udara yang terlalu dingin.


Ujung daun terbakar (hitam) dan/atau akarnya hitam, kurus dan lemah :
Kemungkinan karena terlalu banyak pupuk atau terbakar oleh pupuk.

  • Kurangi dosis pupuknya dan siram/bilas dengan air biasa yang banyak sebulan sekali untuk menghilangkan sisa pupuk pada media.
  • Jangan langsung memberi pupuk ketika tanaman dalam keadaan kering, siram dahulu dengan air biasa.
Daun menguning kemudian coklat dan akhirnya rontok :
Kemungkinan karena :

  • cendawan/fungi (lihat Crown Rot),
  • kebanyakan air,
  • media rusak,
  • kelembaban udara terlalu tinggi dan suhu udara yang terlalu dingin.
Noda-noda hitam pada daun :
Kemungkinan disebabkan oleh masalah pertumbuhan atau oleh virus.
Jika karena virus, pada akhirnya noda tersebut akan mengenai semua daun. Daun baru pada awalnya kelihatan normal, tetapi kemudian terlihat indikasi yang sama. Virus tidak dapat diobati, dan dapat menyebar ke tanaman lainnya. Jika tanaman terkena virus, jalan terbaik adalah membakarnya.

Daun baru lunak tetapi pertumbuhannya cepat :
Kemungkinan karena kelebihan nitrogen.


Daun baru lebih kecil, tidak segemuk sebelumnya, lambat tumbuh dan tidak tumbuh keatas :
Kemungkinan karena :

  • tanaman dalam keadaan stress,
  • akar tidak baik,
  • kekurangan cahaya,
  • suhu udara terlalu tinggi,
  • kekurangan nitrogen,
  • atau kombinasi dari diatas.
Periksa cahaya, suhu udara dan dosis pupuk. Pot ulang kalau perlu.

Daun lemah/layu :
Kemungkinan karena kepanasan (sinar matahari).
Meningkatkan kelembaban udara dan sirkulasi udara akan membantu mengurangi stress karena kepanasan. Udara yang terlalu dingin juga dapat menyebabkan daun menjadi layu tetapi biasanya warna daun juga menjadi lebih gelap.

Problem dan Penyakit pada Kuncup bunga, bunga dan tangkai bunga

Kuncup menguning dan rontok :
Kemungkinan karena :

  • suhu udara terlalu tinggi,
  • kelebihan atau kekurangan cahaya,
  • udara yang terlalu kering,
  • kekurangan air,
  • kekurangan nutrisi,
  • akar kurang baik.
Bunga tidak mekar seluruhnya :
Kemungkinan karena :

  • masalah genetika,
  • suhu udara terlalu rendah,
  • kelembaban udara yg terlalu rendah,
  • serangga.
Bunga terlalu kecil, warna tidak sebagus sebelumnya :
Kemungkinan besar karena kekurangan cahaya atau intensitas cahaya terlalu berlebih.


Bunga terlalu cepat layu :
Kemungkinan karena :

  • suhu udara terlalu tinggi atau rendah,
  • terkena sinar maatahari langsung,
  • kelembaban udara terlalu rendah,
  • kekurangan pupuk atau nutrisi,
  • kekurangan penyiraman,
  • akar tidak baik.
Bunga terlalu sedikit :
Kemungkinan karena :

  • tanaman tidak sehat,
  • kekurangan cahaya,
  • kekurangan phosporus.
Noda coklat atau mosaik pada bunga :
Kemungkinan karena virus.


Tampilan bunga tidak baik :
Ketika kuncup mulai terbentuk pada tangkai bunga, jangan mengubah arah tanaman karena pertumbuhan tangkai bunga akan condong kearah sumber cahaya. Jika diubah maka arah pertumbuhan tangkai bunga juga akan berubah.

Problem dan Penyakit pada Batang/Pseudobulb

Batang/pseudobulb mengkerut :
Kemungkinan besar karena tanaman tidak cukup menyerap air.

  • Jika akarnya banyak dan sehat (berwarna putih dan kuat) berarti tanaman tersebut kekurangan air.
  • Jika akar kelihatannya tidak sehat (busuk), segera lakukan pot ulang (repotting).

Problem dan Penyakit pada Akar

Akar hitam atau coklat :
Kemungkinan rusak atau busuk (karena cendawan akar).

  • Potong akar yang rusak dan busuk dan beri fungisida pada ujung akar yang dipotong.
  • Pot ulang dengan media yang baru dan letakkan pada tempat yang kering dan teduh untuk 1-2 minggu.
Ujung akar hilang atau terkoyak :
Kemungkinan besar dimakan hama.


Ujung akar mati :
Kemungkinan karena garam yang terbentuk dari kelebihan pupuk.

  • Kurangi dosis pupuknya dan siram/bilas dengan air biasa yang banyak sebulan sekali untuk menghilangkan sisa pupuk pada media.
  • Jangan langsung memberi pupuk ketika tanaman dalam keadaan kering, siram dahulu dengan air biasa.
Akar cacat :
Kemungkinan karena kekurangan chlorine.


Pertumbuhan akar lambat :
Kemungkinan karena kekurangan nutrisi.


Pedoman Budidaya

Persyaratan Bibit

Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah. Bibit anggrek dapat berasal dari biji yang disemaikan.

Syarat penyebaran biji anggrek sebagai berikut:

a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.

b) Mensterilkan biji. Sebelum biji anggrek disebar, maka biji tersebut harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit yang dilarutkan dalam 100 cc air, kemudian saring dengan kertas filter, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol. Biji anggrek kemudian dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2 - 3 kali).

c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang sudah dibersihkan terlebih dahulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.

Teknik Penyemaian Benih


a) Periksalah dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek. Biji yang kosong berwarna putih dan biji yang berisi, berwarna kuning coklat/warna lain.
 

b) Persiapkan botol yang bermulut lebar, bersih, dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
 

c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
 

d) Persiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
 

e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
Ca(NO3)2H2O : 1 gram
KH2PO4 : 0,25 gram
MgSO47H2O : 0,25 gram
(NH4)2SO4 : 0,25 gram
Saccharose : 20 gram
FeSO4 4H2O : 0,25 gram
MnSO4 : 0,0075 gram
Agar-agar : 15 – 17,5 gram
Aquadest : 1000 cc


Alas makanan dibuat dengan pH 5,2. Untuk mengukurnya dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dilakukan dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf sampai suhu 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga alas makanan memiliki ketinggian ½ - 2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5 - 7 jam untuk mengetahui apakah sterilisasi yang kita lakukan sempurna.

Pemindahan Bibit


Setelah tanaman di dalam botol berumur 9 - 12 bulan akan terlihat cukup besar dan tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot berlubang untuk penyemaian, yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5 - 30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya.
 

Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
d) Air : 1000 cc
 

Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60 : 30 : 10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4 : 1.
 

Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari.

Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).

Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.

Pemindahan dari Pot Penyemaian


Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4 - 6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.

Masa Panen

Jenis anggrek Dendrobium misalnya, dapat dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong

Tanaman muda untuk bibit, biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman yang sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1-3 kuntum).
 
Usia panen

Usia tanaman anggrek yang bunganya siap untuk dipanen, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.

Cara memotong bunga dan penyimpanannya
 
Pemotongan bunga anggrek dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih. Bunga yang sudah dipotong dikumpulkan sesuai dengan permintaan pasar. Sebelum dibawa ke tempat tujuan, bunga anggrek yang sudah terkumpul di simpan sementara. Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga penyimpanan dilakukan pada saat:  
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.

Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat dan bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara menempatkan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38 - 43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet dapat dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan sebagai berikut:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
 
Pengawetan bunga yang akan dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6-8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksidanya (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0-5 derajat C.

Cara Pengiriman

Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium yang sudah potong dipak melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang
tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape. Bunga anggrek Dendrobium siap untuk dikirim

Sentra tanaman Anggrek

Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Thailand. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra maupun di Papua.

Perawatan berbagai jenis Genus Anggrek
Perawatan untuk masing-masing genus mungkin berbeda sesuai dengan karakteristik, sifat tumbuh dan lingkungan asal habitatnya. Misal, anggrek yang mempunyai umbi semu (pseudobulb) biasanya lebih tahan terhadap kekurangan air daripada yang tidak mempunyai psedobulb. Anggrek yang berdaun lebar dan tipis biasanya tumbuh dibawah pohon besar yang menerima lebih sedikit cahaya matahari.

No comments:

Post a Comment