Friday 4 February 2011

F-35 Lightning II



F-35 Lightning II atau Joint Strike Fighter adalah pesawat tempur generasi ke 5, produksi kerjasama Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan BAE Systems. Pesawat super canggih ini mempunyai kapabilitas "Stealth", tidak akan terlihat di radar lawan. Jumlah persenjataan dan amunisi yang bisa dibawanya pun lebih bayak dibanding pesawat-pesawat tempur generasi sebelumnya, seperti F-16 dan F-18.

F-35 Lightning II adalah pesawat canggih yang mampu mengelak dari radar lawan. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, serangan ke permukaan, dan pengeboman taktis

F-35 Lightning
JSF bentuknya seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.

JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.


Saat terbang, jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.

Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat demonstrasi, pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Steve Long, adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.

Sejarah

Program JAST

Lockheed Martin Factory
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Dragunov Serikat. Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang pada saat itu masih kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.

Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).  

X-32 dan X-35

X-32
Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.

X-35
Pada tanggal 26 Oktober 2001, diumumkan bahwa X-35 Lockheed Martin mengalahkan X-32 Boeing. Petinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Inggris menyatakan bahwa X-35 secara konsisten mengungguli X-32, walaupun keduanya sudah memenuhi syarat.

Penamaan

F-35 Lightning

Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.

Pengetesan

Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan perdananya.

Varian

Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:
F-35A

F-35B
F-35C
  • F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.
  • F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.
  • F-35C, Pesawat yang khusus dibuat untuk berpangkalan di kapal induk, menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.
Harga per unit

F-35 Lightning
Pesawat F-35 yang siap beroperasi hingga tahun 2040, kini hanya diproduksi 12 unit per tahun. Diharapkan pesawat ini bisa diproduksi jadi 12 unit per bulan tahun 2014 setelah jalur produksi siap.

Dengan kemampuan mengelak dari radar lawan membuat harga jual F-35 per unit melebihi 68 juta dollar AS atau sekitar Rp 598 miliar.

Adapun tipe F-35B yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal atau pada landasan pendek dan didesain untuk Marinir dijual seharga 85 juta hingga 88 juta dollar AS.

Tipe F-35C untuk AL AS dan berpangkalan di kapal induk harganya mencapai 90 juta-92 juta dollar AS. Tipe F-35C baru akan terbang perdana pada Oktober 2009.

Spesifikasi (F-35A Lightning II)


Karakteristik umum
  • Kru: 1
  • Panjang: 51.4 ft
  • Lebar sayap: 35 ft
  • Tinggi: 14.2 ft
  • Luas sayap: 460 ft²,
  • Bobot kosong: 29,300 lb
  • Bobot terisi: 44,400 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 70,000 lb
  • Mesin:Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
    • Dorongan kering: 28,000 lbf
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbfInternal fuel:18,480 lb (8,382 kg)
Kinerja
  • Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h)
  • Jarak jangkau: 1,200 nmi on internal fuel
  • Radius tempur: 610 nmi on internal fuel
  • Batas tertinggi servis: 60,000 ft
  • Laju panjat: classified
  • Beban sayap: 91.4 lb/ft²
  • Dorongan/berat:
    • With full fuel:0.84;
    • With 50% fuel:1.04 B:
  • g-Limits: 9 g
Persenjataan
  • Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon  internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
  • Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb,with provisions to carry combinations of:
    • Rudal:
      • Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
      • Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
    • Bom:
      • Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
      • Mk.20 Rockeye II cluster bomb
      • Wind Corrected Munitions Dispenser capable
      • Paveway-series laser-guided bombs
      • Small Diameter Bomb (SDB)
      • JDAM-series
      • A future nuclear weapon
Avionik

AN/APG-81

No comments:

Post a Comment