Tuesday 26 July 2011

Budidaya Kedelai

Kedelai merupakan bahan baku makanan yang bergizi seperti tahu dan tempe. Hampir semua lapisan masyarakat menyukai makanan yang terbuat dari kedelai. Bagi petani, tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. 

Tanaman ini dapat diusahakan di lahan pasang surut. Hasilnya cukup memadai, namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi dan lahan kering. Tanaman ini tidak tahan genangan. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan menanam kedelai di lahan pasang surut yang bertipe luapan air A, yang selalu terluapi baik saat pasang besar maupun pasang kecil.

Pengolahan Tanah
 
Pengolahan tanah bertujuan untuk membuat tanah jadi gembur dan membersihkan lahan dari rumput- rumputan, kayu, dan lain-lain. Di lahan pasang surut, sewaktu pengolahan tanah perlu memperhatikan
kedalaman lapisan pirit. Lapisan yang beracun ini tidak boleh terangkat ke permukaan tanah karena dapat meracuni tanaman.
  • Alat yang digunakan untuk mengolah tanah: cangkul, bajak ditarik sapi/kerbau atau traktor.
  • Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (dua kali).
  • Kedalaman pengolahan tanah di lahan potensial dan sulfat masam sekitar 20 cm
  • Di lahan gambut, kedalaman pengolahan tanah sekitar 10 cm tanpa pembalikan.
  • Tanah diratakan menggunakan garu.
  • Setelah tanah diolah, dibuat saluran cacing (kemalir) dengan lebar 30 cm, kedalaman 30 cm, dan jarak antar-saluran 6-10 m

Varietas

Varietas kedelai yang dianjurkan untuk dibudidayakan di lahan pasang surut antara lain Galunggung, Lokon, Wilis, Dempo, Guntur, dan Kerinci.
Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, benih yang digunakan perlu memenuhi persyaratan berikut:
  • Daya kecambah tinggi (di atas 80%)
  • Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
  • Bersih atau tidak tercampur biji-bijian tanaman lain dan kotoran.
  • Bersih, tidak keriput, dan tidak luka / tergores.
  • Baru, umur benih tidak lebih dari 6 bulan sejak dipanen.
  • Semakin baru benih, semakin baik mutunya.
  • Jumlah benih yang diperlukan untuk setiap hektar lahan adalah 40-45 kg

Penanaman
 
Kedelai dapat dibudidayakan secara tunggal (monokultur) atau ditumpangsarikan (diselingi) dengan jagung.
 
Secara tunggal (monokultur)
  • Benih ditanam secara tugal.
  • Jarak tanam 20 cm x 40 cm.
  • Jumlah benih 2-3 biji per lubang tanam.
  • Benih yang sudah ditaruh di lubang tanam ditutup dengan tanah

Tumpangsari dengan jagung
  • Jarak tanam jagung antar-barisan tanaman tidak boleh kurang dari 2 meter, sedangkan jarak tanam dalam barisan 40 cm. Kalau ditanam di lahan yang belum pernah ditanami kedelai, benih sebaiknya dicampur dengan rizobium seperti Legin. Bila rizobium tidak tersedia dapat menggunakan tanah yang sudah pernah ditanami kedelai. 
  • Inokulasi rizobium bertujuan untuk mengurangi pemakaian pupuk nitrogen (urea), karena tanaman kedelai dapat memanfaatkan nitrogen yang ada di udara setelah diinokulasi dengan rizobium

Cara menginokulasi kedelai
  • Siapkan benih kedelai dalam jumlah yang cukup.
  • Siapkan rizobium sebanyak 7,5 gram untuk 1 kg benih, atau tanah yang telah ditanami kedelai se- banyak 1 kg untuk 9 kg benih.
  • Benih, rizobium atau tanah tersebut dimasukkan ke ember yang diisi air secukupnya.
  • Apabila rizobium telah menempel ke benih secara sempurna, benih segera dikeringkan di tempat yang sejuk.
  • Benih yang telah dicampuri rizobium harus secepatnya ditanam.
  • Sebelum ditanam, biji yang telah diinokulasi tersebut dikeringkan di tempat yang sejuk

Pemupukan
 
Jumlah takaran pupuk dan saat pemberiannya tidak sama untuk setiap lokasi, tergantung kepada tipologi lahannya. Selain pupuk, kapur juga perlu diberikan untuk mengurangi kemasaman tanah, sebab kedelai tidak dapat tumbuh baik di lahan yang sangat masam

Penjarangan dan Penyulaman
 
Penjarangan bertujuan untuk:
  • Mengurangi persaingan antar-tanaman dalam menyerap unsur hara di tanah yang kurang subur.
  • Mencegah tanaman kekurangan sinar matahari di tanah yang subur.
Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya

Penyiangan
  • Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
  • Penyiangan dapat dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 minggu dan 5-6 minggu setelah tanam, tergantung pada keadaan gulma.
  • Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
  • Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan me nyebarkan jerami (mulsa) di permukaan lahan atau menyemprotkan herbisida (obat-obatan).
  • Obat-obatan yang dapat dipakai antara lain adalah Agroxone-4 atau Goal 2E dengan takaran 1,5-2 liter per hektar. 
  • Penyemprotan herbisida dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam

No comments:

Post a Comment