Friday 12 August 2011

Kontrasepsi Hormonal


Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen, progesteron ataupun keduanya.

Disebut kontrasepsi hormonal karena adanya hormon yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil), disuntikkan (KB suntik) ataupun dimasukkan ke dalam tubuh berupa susuk.

Dengan adanya tambahan hormon tersebut, maka ada berbagai efek yang memang diharapkan terjadi, yang pertama adalah indung telur tidak akan mencapai tingkat kematangan yang diharapkan, sehingga ovulasi tidak akan terjadi, yang kedua kondisi rahim dibuat agar tidak dapat menerima calon janin, sehingga tidak dapat terjadi kehamilan.

Oleh karena pemberian hormon ini berpengaruh ke seluruh sistem di dalam tubuh kita, maka selain efek yang memang diharapkan terjadi, seringkali timbul efek samping lain, misalnya peningkatan berat badan, sakit kepala, keluar flek-flek dan sebagainya. Hal ini karena salah satu fungsi dari hormon-hormon ini adalah mempengaruhi metabolisme lemak di dalam tubuh dan juga mempengaruhi kerja sistem kardiovaskular yang mencakup jantung dan pembuluh darah. Sehingga wanita yang sudah menderita beberapa penyakit seperti penyakit jantung koroner, kencing manis, kadar kolesterol tinggi ataupun darah tinggi tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi hormonal karena dapat memperparah penyakit yang sudah ada.

Pada sebagian wanita di atas usia 35 tahun, sudah mulai ada kecenderungan untuk terkena berbagai penyakit degeneratif seperti kencing manis, kadar kolesterol darah yang tinggi, ataupun darah tinggi, sehingga bila akan menggunakan kontrasepsi hormonal diharapkan dapat dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter.

Jenis Kontrasepsi
 
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal beberapa macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil), Kontrasepsi skin patch, dan  Kontrasepsi Implant.

A. Kontrasepsi Suntikan
 
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)
  1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
  2. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
  3. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.
Contoh :
  • Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
  • Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
  • Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivat testosteron.
Keuntungan dan Kerugian

a. Keuntungan
  • Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
  • DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
  • Tingkat efektifitasnya tinggi
  • Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
  • Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
  • Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
  • Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
  • Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
  • Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
b. Kerugian  
  • Perdarahan yang tidak menentu
  • terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
  • Berat badan yang bertambah
  • Sakit kepala
  • Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
  • Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
  • Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
  • Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
  • Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
  • Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)
  • Pasca persalinan
    • Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
    • Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
  • Pasca Abortus
    • Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
    • Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
  • Interval
    • Hari kelima menstruasi
    • Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

Kontra Indikasi
  • Tersangka hamil
  • Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya
  • Tumor / keganasan
  • Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
  • Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)

a. Efek samping ( Hartanto,H.2004)
  1. Gangguan Haid
    • Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
    • Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
    • Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

  2. Keputihan, Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi)

  3. Perubahan berat badan, Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan

  4. Pusing dan sakit kepala, Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

  5. Hematome, Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

b. Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
  1. Gangguan haid
    • Konseling, Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
    • Pengobatan, Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).

  2. Keputihan
    • Konseling : Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
    • Pengobatan :Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
     
  3. Perubahan Berat Badan
    • Konseling : Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.
    • Pengobatan: Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

  4. Pusing dan Sakit Kepala
    • Konseling: Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
    • Pengobatan: Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari

  5. Hematoma
    • Konseling: Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek sampingb) 
    • Pengobatan: Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah menjadi kompres hangat, sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.
Komplikasi dan Penanggulangannya ( Saifuddin A.B,2003)

Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain adalah abses, yang ditandai dengan rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.

Penanggulangan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ). Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan antibiotic seperti penatalaksanaan pada infeksi.

Tempat Pelayanan ( Wijono Wibisono, 2001)

a. Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b. Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik Pemerintah.
c. Poliklinik Keliling
d. Dokter / Bidan Praktek Swasta

B. Kontrasepsi Oral ( Pil )
 
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.
 
Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
  1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
  2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
  3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
  4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang
  5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
Efek samping kontrasepsi Oral ( Pil ).
  • Nousea (mual)
  • Nyeri payudara
  • Gangguan Haid
  • Hipertensi
  • Acne
  • Penambahan berat badan.
Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
  • Mudah menggunakannya
  • Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
  • Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
  • Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
  • Mengurangi resiko kanker ovarium.
  • Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
C. Kontrasepsi Implant.

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

Efek samping Implant
 
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. 

Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

Keuntungan Implant.
  • Efektifitas tinggi setelah dipasang
  • Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
  • Tidak mengandung estrogen
  • Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
  • Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi.
  • Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian Implant.
  • Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
  • Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
  • Lebih mahal
  • Sering timbul perubahan pola haid
  • Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
D. Kontrasepsi "Skin Patch"

Kontrasepsi "Skin Patch" dipakai setiap hari dalam satu minggu selama tiga minggu berturut-turut. Pada minggu ke-empat setiap bulannya, tidak perlu dipakai. Kontrasepsi ini dapat ditempelkan di lengan atas, pantat, perut bagian bawah, tubuh bagian atas, tetapi tidak di payudara.

Keuntungan: 
  • Ketaatan pasien meningkat 
  • Efek samping minimal, seperti mual, muntah
Kerugian
  • Sama seperti kontrasepsi oral kombinasi 
  • Tidak efektif bagi perempuan dengan berat badan di atas 70 kg 
  • Belum banyak beredar
Setiap patch mampu mensuplai hormon steroid dosis rendah selama 1 minggu, yang setara dengan dosis terendah kontrasepsi oral kombinasi. Kontrasepsi ini melepaskan etinil estradiol (hormon estrogen) 20 mcg dan nonelgertromin (hormon progesteron) 150 mcg setiap hari secara langsung melalui kulit ke dalam pembuluh darah.

No comments:

Post a Comment