Monday 11 March 2013

Metformin

Farmakologi

Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk penderita diabetes militus tanpa ketergantungan terhadap insulin. Mekanisme kerja metformin yang tepat tidak jelas, walaupun demikian metformin dapat memperbaiki sensitivitas hepatik dan periferal terhadap insulin tanpa menstimulasi sekresi insulin serta menurunkan absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia serta tidak menyebabkan hipoglikemia bila diberikan sebagai obat tunggal. 

Metformin tidak menyebabkan pertambahan berat badan bahkan cendrung dapat menyebabkan kehilangan berat badan.
 
Indikasi

  • Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil. 
  • Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif therhadap terapi tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder. 
  • Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin bila dibutuhkan.
Kontra Indikasi

Penderita kardiovaskular, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol, koma diabetik, ketoasidosis, infark miokardial, keadaan penyakit kronik akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan, keadaan yang berhubungan dengan asidosis laktat seprti syok, insufisiensi pulmonar, riwayat asidosis laktat. 

Dosis 

Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis yang terbagi. Tablet 500 mg  : Dosis: 3 x sehari 1 tablet Tablet 850 mg  : Dosis awal: 1 x sehari 1 tablet (pagi) Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1 tablet (pagi dan malam)  

Catatan 

Dalam pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikimea.

Meski dosis satu tablet 500 mg 3 kali sehari atau satu tablet 850 mg 2 kali sehari seringkali cukup untuk mengendalikan penyakit diabetes. Hal ini biasanya dapat dicapai dalam beberapa hari, tetapi tidak jarang efek ini baru tercapai dalam waktu dua minggu. Tetapi bila efek yang diinginkan belum tercapai, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sampai maksimum 3 g sehari. Bahkan bila diperlukan tablet 850 mg dapat diberikan 3 kali sehari. Bila gejala diabetes telah dapat dikontrol, ada kemungkinan dosis dapat diturunkan.

Apabila dikombinasikan dengan pengobatan sulfonilurea yang hasilnya kurang memadai, mula-mula diberikan satu tablet 500 mg, kemudian dosis metformin dinaikkan perlahan-lahan sampai diperoleh dosis yang tepat untuk mengontrol diabetnya. Seringkali dosis sulfonilurea dapat dilanjutkan dengan metformin sebagai obat tunggal.

Apabila diberikan bersama dengan insulin dapat diikuti petunjuk ini: 
  • Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, mula-mula diberikan 1 tablet metformin 500 mg, kemudian dosis insulin dikurangi secara berangsur-angsur (4 unit setiap 2 - 4 hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap interval mingguan.
  • Bila dosis insulin lebih dari 60 unit sehari, pemberian metformin adakalanya menyebabkan penurunan kadar gula darah dengan cepat. Pasien demikian harus diamati dengan hati-hati selama 24 jam pertama setelah pemberian metformin, sesudah itu dapat diikuti petunjuk yang diberikan pada (a) di atas.
Dosis percobaan tunggal

Penentuan kadar gula darah setelah pemberian suatu dosis percobaan tidak memberikan petunjuk apakah seorang penderita diabetes akan memberikan respon terhadap metformin. Efek maksimum mungkin baru diperoleh setelah pasien menerima pengobatan metformin berminggu-minggu dan oleh karena itu dosis percobaan tunggal tidak dapat digunakan untuk penilaian.

Efek Samping

Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare.

Dapat menyebabkan asidosis laktat, tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat diterapi dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis, vaskulitis. 

Peringatan dan Perhatian
  • Keadaan yang memicu hipoksia dan akumulasi laktat dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat yang berbahaya, maka metformin tidak boleh diberikan pada penderita penyakin kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol.
  • Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna, oleh karena itu perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.
  • Meskipun metformin tidak menimbulkan efek samping embrionik pada wanita hamil yang mengalami diabetes, insulin lebih baik daripada zat antihiperglikemik oral untuk mengontrol hiperglikemia pada kehamilan.
  • Tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita menyusui.
  • Kemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan antikoagulan tertentu, dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan.
  • Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.
Interaksi Obat

  • Acarbose penghambat alpha-glukosidase dapat mengurangi bioavailabilitas metformin dan mengurangi konsentrasi puncak plasma metformin rata-rata, tetapi waktu untuk mencapai konsentrasi puncak tersebut tidak berubah.
  • Getah guar dapat mengurangi kecepatan absorpsi metformin dan mengurangi konsentrasi metformin dalam darah.
  • Simetidin menghambat sekresi metformin pada tubular ginjal secara kompetitif dan meningkatkan daerah di bawah kurva konsentrasi plasma metformin terhadap waktu serta mengurangi ekskresi ginjal metformin.
  • Antikoagulan oral phenprocoumon menambah eliminasi obat ini, meningkatkan aliran darah hati dan ekstraksi hati sebagai efek metformin pada aktivitas enzim mikrosomal.

Penyimpanan

Simpan pada suhu kamar (25 - 30°C)

No comments:

Post a Comment