Monday 30 September 2013

Budidaya Tanaman Coklat (Kakao)

Syarat Pertumbuhan Kakao antara lain :
Iklim
 

Ditinjau dari wilayah penanamannya, coklat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10oLU-10oLS. Areal penanaman coklat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan coklat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC (minimum). 

Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami coklat. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman coklat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek.
Media Tanam
 
Pertumbuhan bibit tanaman coklat terbaik diperoleh pada tanah yang 

  1. didominasi oleh mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.
  2. memiliki keasaman (pH) 6-7,5; 
  3. kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, karena air tanah mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. 
  4. kemiringan lahannya 8% dan 25%, karena faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami coklat.
  5. ketinggian lahan 200-700 m dpl.

Pedoman Teknis Budidaya
 

Pembibitan
 
Perbanyakan tanaman coklat lebih sering dilakukan dengan cara generatif, karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. 


Persyaratan Benih 

Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon. Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
  • Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
  • Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
  • Berumur 4–6 bulan.
Penyiapan Benih

Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.

Teknik Penyemaian Benih
 

Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.
Sebelum disemai, benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.

Pemeliharaan pembibitan
 
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag. Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya.

Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.

Pemindahan Bibit 

Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman.
Pengolahan Media Tanam
 

Tahap Persiapan
 

Lahan perkebunan coklat dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
 

Pembukaan Lahan
 

Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.

Pengapuran
 
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
 

Pemupukan
 

Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit coklat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
Teknik Penanaman
  Penentuan Pola Tanaman
 
Tanaman coklat mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman coklat. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman coklat muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)

Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman coklat dan berfungsi sebagai melindungi tanaman coklat yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a) 40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam.

Cara Penanaman
  • Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
  • Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
  • Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
  • Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu.
 

Pemeliharaan Tanaman
 

1. Penjarangan dan Penyulaman
 

Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
2. Sanitasi lingkungan
 

Sanitasi dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi, membuang cangkang buah yang berserakan di bawah pohon. Untuk penyiangan dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air.
Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Tujuan penyiangan / pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman coklat. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.

3. Pemangkasan

 
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. 

Pemangkasan bentuk

a. Fase muda. 

Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan) 

b. Fase remaja.

Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
 

c. Pemangkasan produksi. 

Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
4. Pemupukan
 

Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):
Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b) Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. 

Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang coklat dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.

5. Penyiraman

 
Penyiraman tanaman coklat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon coklat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.

6. Penyemprotan Pestisida
 

Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
7. Penyerbukan Buatan
 

Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
8. Rehabilitasi Tanaman Dewasa Kakao
 

Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.
9. Panen Sering
 

Panen sering bertujuan untuk mengurangi jumlah OPT terutama PBK yang menyerang buah kakao.
Hama dan Penyakit Kakao
  • Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)
  • Kepik Penghisap Buah (Helopeltis sp.)
  • Penggerek Batang atau Cabang (Zeuzera coffeae)
  • Ulat Api (Darna trima)
  • Ulat Jengkal/Ulat Kilan (Hyposidra talaca)
  • Apogonia sp.
  • Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss)
  • Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
  • Kanker Batang (Phytophthora palmivora)
  • Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)
  • Jamur Upas (Corticium salmonicolor)
  • Penyakit Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)
Panen Coklat
 

Ciri dan Umur Panen
 
Buah coklat bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan pembuahan sampai menjadi buah dan matang dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah.

Coklat masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.

Cara Panen
 

Untuk memanen coklat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan coklat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.
Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah coklat sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.

Periode Panen
 
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
 

Prakiraan Produksi
Tanaman coklat mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji coklat kering.

Pasca Panen
 

1. Pengumpulan
 
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras.

2. Penyortiran/pengelompokkan
 

Biji coklat kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.
3. Penyimpanan
 

Biji coklat basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji coklat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji coklat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji coklat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji coklat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji coklat.

5. Penanganan Lain 

 
Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji coklat jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.

No comments:

Post a Comment